Sunday, December 25, 2011

Permulaannya...

Saya sudah lupa, kapan saya membeli buku ini.  Ibuku Guruku : Belajar di Rumah dalam Balutan Kearifan dan Kehangatan (Marty Lane,1998).  Sepertinya waktu Hamka masih berusia kurang dari 2 tahun, deh.  Maklumlah, baru punya anak satu, berbagai buku menarik yang berkaitan dengan pendidikan anak saya beli.

Kalau tidak salah, saya dapat buku ini di bagian bargain book, yang berarti buku ini telah menjadi buku-buku murah yang diobral.  Heran juga, buku bagus begini kok sudah dijual murah. Saya baru tahu belakangan, rupanya di salah satu toko buku besar di Bandung menerapkan sistem hanya 3 bulan display, dan kemudian ditarik dari display (pantesan buku Rumah Qurani susah dicari, padahal banyak yang nanyain). 

Buku ini berisi pengalaman seorang ibu yang mendidik anaknya di rumah, alias tidak pergi sekolah.  Saat itu, saya masih belum melirik untuk melakukan "sekolah rumah".  Dari buku itu saya hanya mengambil ide-ide pembelajaran di rumah yang bisa saya lakukan dengan putra saya yang memang masih belum waktunya untuk pergi sekolah.

Bagi saya saat itu, buku ini sangat menginspirasi, sehingga saya memborong beberapa buah buku ini untuk dijual kembali dan dijadikan hadiah.

Kini, saat Hamka sudah menjadi kakak dari dua orang adik, saya sangat bersyukur telah menemukan buku ini.  Sekarang saya membacanya kembali dalam perspektif seorang ibu yang mulai 'galau' memilihkan sekolah untuk anaknya yang menjelang usia SD... Mudah-mudahan kembali membaca buku ini bisa membantu saya memilihkan mana yang terbaik untuk perjalanan hidup anak-anak. ^_^

No comments:

Post a Comment